Moyudan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Moyudan berada di sebelah
Barat daya dari Ibukota Kabupaten Sleman. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Sleman adalah 16 Km. Lokasi ibu kota kecamatan
Moyudan berada di Ngentak, Sumberagung pada 7.77306‘ LS dan 110.25373‘ BT.
Sejarah nama Moyudan diambil nama seorang bangsawan Kraton Yogyakarta yang
bernama Kusumoyudo yang berdomisili didaerah itu dan berjasa terhadap wilayah
tersebut. Dari kata Moyudo, bagian dari nama dia kemudian diabadikan untuk
memberi nama wilayah ini.
Wilayah Kecamatan Moyudan menurut Rijksblad Kasultanan
Yogyakarta Nomor 11 Tahun 1916 (Rijksblaad Van Djogyakarta No.11 bestuur
Mataraman, Reorganisatie Vanhet Indlandsch der regenttschappen Sleman, Bantoel
en Kalasan Pranatan Ven den Rijksbestuur der van 15 Mei 1916) sebagian
wilayahnya terbagi dalam wilayah Distrik Godean dan Distrik Djoemeneng, di
bawah Kabupaten Sleman. Wilayah yang masuk dalam Distrik Godean adalah
Onderdistrik Moyudan (Mojoedan) yang membawahi 11 Kelurahan, sedangkan
Onderdistrik Ngijon yang membawahi 10 kelurahan masuk dalam Distrik Djoemeneng.
Berdasar Rijksblad Kasultanan Nomor 1/1927 Kabupaten Sleman
dihilangkan, sehingga wilayah onderdistrik Moyudan yang termasuk dalam wilayah
Kawedanan Godean menjadi bagian dari Kabupaten Yogyakarta. Pada tahun 1942, Sri
Sultan Hamengkubuwono IX mengadakan reorganisasi dengan mengeluarkan Jogjakarta
Kooti, yang menjadikan wilayah Onderdistrik Moyudan berubah menjadi wilayah
Kabupaten Bantul.
Pada 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX kembali
melakukan reorganisasi pemerintahan dengan mengeluarkan Jogjakarta Koorei No.2,
yang menjadikan wilayah Kapanewon Pangreh Projo Moyudan yang merupakan bagian
Kawedanan Godean berubah dari wilayah Kabupaten Bantul kembali menjadi wilayah
Kabupaten Sleman.
Kapanewon Moyudan saat itu dikepalai oleh seorang Panewu
(Camat), membawahi 14 kelurahan yakni, Kelurahan Kruwet, Pucanganom, Puluhan,
Jitardukuh, Sremo, Sejatipasar, Semingin, Nglahar, Tumut, Gamplong, Moyudan,
Kembangan, Kaliduren, dan Nulisan. Melalui Maklumat Kasultanan Yogyakarta No.5
Tahun 1948, maka 14 kelurahan saling bergabung menjadi 4 kelurahan definitif
sampai seperti sekarang.
LUMBUNG PADI KABUPATEN SLEMAN
Sudah sejak tahun 1920an daerah Moyudan merupakan daerah
industri perkebunan gula. Sebagian sawah untuk pertanian disewakan untuk
perkebunan tebu. Wilayah Moyudan merupakan wilayah penopang tersedianya tebu
bagi pabrik gula Madukismo, Kasihan, Bantul. Wilayah Moyudan merupakan daerah
pertanian yang subur karena mendapatkan irigasi yang dialirkan dari sungai
Progo yang dibangun pada tahun 1914. Saluran tersebut dikenal dengan saluran
irigasi Van der Wijck yang masih berfungsi baik sampai sekarang.
Saat ini Moyudan adalah merupakan lumbung padi di kabupaten
Sleman, karena tanahnya yang subur dan cocok untuk tanamann padi. Maka jangan
heran bila kita keliling Moyudan yang kan kita lihat hanyalah hamparan sawah
yang luas dengan tanaman padi.
KERAJINAN BAMBU
Di wilayah ini juga dikenal pusat indusri kerajinan bambu
yang sudah berjalan sejak nenek moyang mereka. Pusatnya adalah di dusun
Malangan Desa Sumberagung dan desa sekitarnnya. Sejak dulu daerah ini seluruh
penduduknya piawai dalam membuat barang-barang kerajinan dari bambu. Semula
mereka