ANGKASA PURI KELANA

Halaman

Senin, 11 April 2016

Pak Harto dan Sambernyowo

Oleh Djoko Suud

Djoko Suud
Pak Harto sangat kritis. Masih terbaring lemah di RSPP Jakarta. Jika dilihat dari usia dan banyaknya organ tubuh yang tidak berfungsi, maka tidak ndisiki kerso, Pak Harto rasanya mendekati hari akhir.

Kita tidak perlu menipu diri sendiri. Takdir manusia memang seperti itu. Dari tanah kembali ke tanah. Dan tiap yang hidup akan menuju kematian. Itu pula makna kuburan, yang diidentifikasi sebagai rumah masa depan.

Jumat, 08 April 2016

Muyudan

Moyudan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Moyudan berada di sebelah Barat daya dari Ibukota Kabupaten Sleman. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Sleman adalah 16 Km. Lokasi ibu kota kecamatan Moyudan berada di Ngentak, Sumberagung pada 7.77306‘ LS dan 110.25373‘ BT. Sejarah nama Moyudan diambil nama seorang bangsawan Kraton Yogyakarta yang bernama Kusumoyudo yang berdomisili didaerah itu dan berjasa terhadap wilayah tersebut. Dari kata Moyudo, bagian dari nama dia kemudian diabadikan untuk memberi nama wilayah ini.

Wilayah Kecamatan Moyudan menurut Rijksblad Kasultanan Yogyakarta Nomor 11 Tahun 1916 (Rijksblaad Van Djogyakarta No.11 bestuur Mataraman, Reorganisatie Vanhet Indlandsch der regenttschappen Sleman, Bantoel en Kalasan Pranatan Ven den Rijksbestuur der van 15 Mei 1916) sebagian wilayahnya terbagi dalam wilayah Distrik Godean dan Distrik Djoemeneng, di bawah Kabupaten Sleman. Wilayah yang masuk dalam Distrik Godean adalah Onderdistrik Moyudan (Mojoedan) yang membawahi 11 Kelurahan, sedangkan Onderdistrik Ngijon yang membawahi 10 kelurahan masuk dalam Distrik Djoemeneng.
Berdasar Rijksblad Kasultanan Nomor 1/1927 Kabupaten Sleman dihilangkan, sehingga wilayah onderdistrik Moyudan yang termasuk dalam wilayah Kawedanan Godean menjadi bagian dari Kabupaten Yogyakarta. Pada tahun 1942, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengadakan reorganisasi dengan mengeluarkan Jogjakarta Kooti, yang menjadikan wilayah Onderdistrik Moyudan berubah menjadi wilayah Kabupaten Bantul.
Pada 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX kembali melakukan reorganisasi pemerintahan dengan mengeluarkan Jogjakarta Koorei No.2, yang menjadikan wilayah Kapanewon Pangreh Projo Moyudan yang merupakan bagian Kawedanan Godean berubah dari wilayah Kabupaten Bantul kembali menjadi wilayah Kabupaten Sleman.
Kapanewon Moyudan saat itu dikepalai oleh seorang Panewu (Camat), membawahi 14 kelurahan yakni, Kelurahan Kruwet, Pucanganom, Puluhan, Jitardukuh, Sremo, Sejatipasar, Semingin, Nglahar, Tumut, Gamplong, Moyudan, Kembangan, Kaliduren, dan Nulisan. Melalui Maklumat Kasultanan Yogyakarta No.5 Tahun 1948, maka 14 kelurahan saling bergabung menjadi 4 kelurahan definitif sampai seperti sekarang.
LUMBUNG PADI KABUPATEN SLEMAN
Sudah sejak tahun 1920an daerah Moyudan merupakan daerah industri perkebunan gula. Sebagian sawah untuk pertanian disewakan untuk perkebunan tebu. Wilayah Moyudan merupakan wilayah penopang tersedianya tebu bagi pabrik gula Madukismo, Kasihan, Bantul. Wilayah Moyudan merupakan daerah pertanian yang subur karena mendapatkan irigasi yang dialirkan dari sungai Progo yang dibangun pada tahun 1914. Saluran tersebut dikenal dengan saluran irigasi Van der Wijck yang masih berfungsi baik sampai sekarang.
Saat ini Moyudan adalah merupakan lumbung padi di kabupaten Sleman, karena tanahnya yang subur dan cocok untuk tanamann padi. Maka jangan heran bila kita keliling Moyudan yang kan kita lihat hanyalah hamparan sawah yang luas dengan tanaman padi.
KERAJINAN BAMBU

Di wilayah ini juga dikenal pusat indusri kerajinan bambu yang sudah berjalan sejak nenek moyang mereka. Pusatnya adalah di dusun Malangan Desa Sumberagung dan desa sekitarnnya. Sejak dulu daerah ini seluruh penduduknya piawai dalam membuat barang-barang kerajinan dari bambu. Semula mereka

Selasa, 05 April 2016

MENGENANG JASA DAN PERJUANGAN JENDERAL SOEHARTO

Piye Kabare? Isih Penak Jamanku To. Idiom ini banyak dijumpai mulai dari kaos sampai pesan di bak truk belakang. Seperti sebuah pencitraan dan juga harapan pada sosok Soeharto, presiden kedua Indonesia

Rabu, 30 Maret 2016

Soeharto kerahkan petrus bantai preman Yogyakarta

Tahun 1980-1985, tindakan para preman yang menamakan dirinya Gali alias gabungan anak liar semakin meresahkan. Mereka merampok, mencuri hingga memperkosa korbannya. Warga ketakutan dan tak berdaya menghadapi aksi para preman itu.

Sabtu, 26 Maret 2016

Merindukan Kepemimpinan Soeharto Isih penak jamanku, To?

Pada tanggal 8 Juni 2011 Sebuah buku tentang Soeharto, Presiden RI kedua, yang berjudul “Pak Harto The Untold Stories” diluncurkan. Berbagai kisah unik, menyentuh, dan tak pernah dipublikasikan sebelumnya tentang sosok penguasa rezim Orde Baru itu dituturkan oleh 133 narasumber, dari dalam dan luar negeri. Tak semua kawan, juga banyak yang lawan.

Kamis, 24 Maret 2016

SOEHARTO, TETAP POPULER DITENGAH HUJATAN

Lantai 5 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) sepekan lebih kebanjiran pembesuk. Rakyat jelata, pejabat, pengusaha, agamawan, budayawan dan politisi datang silih berganti di kamar presiden suite I-II nomor 536 yang ada di lantai itu. Di kamar itu bekas Presiden kedua RI, Soeharto direwat sejak Juli 2008.

Rabu, 23 Maret 2016

Perjalanan rahasia Pak Harto

Ternyata Presiden Jokowi bukan satu-saunya presiden RI yang suka blusukan, jauh sebelum Jokowi berkuasa blusukan sudah dilakukan oleh Pak Harto. Bedanya blusukan yang dilakukan oleh Pak Harto dilakukan dengan rahasia, itulah sebabnya tidak banyak yang mengetahuinya sampai saat ini. Seperti penuturan Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno sebagaimana dikutip dari Buku “Pak Harto The Untold Stories”, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) Sebagai berikut :

Selasa, 22 Maret 2016

Hari-Hari Terakhir Pak Harto Sebelum Wafat


Tidak banyak yang mengira ternyata Pak Harto orangnya sangat religius dan taat mrenjalankan ibadah, demikian diceritakan Qurais Sihab yang dikutip dari buku Cahaya, Cinta, dan Canda Quraish Shihab karya Mauluddin Anwar, Latief Siregar, dan Hadi Mustofa yang diterbitkan Lentera Hati.
Saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, mulut Soeharto tak henti menggumamkan zikir. Jika dalam kondisi sadar, ia selalu menunaikan salat di awal waktu.

Senin, 21 Maret 2016

Kisah Pak Harto Yang Diperas Seorang Kiai Pasca Lengser


Setelah lengser sebagai presiden tahun 1998, masih banyak banyak tamu yang mengunjungi Soeharto. Sebagian besar datang untuk memberikan simpati. Tapi ada juga yang mencoba menarik keuntungan dari mantan orang terkuat itu.
Tak tanggung-tanggung, seorang kiai terkenal malah mencoba memeras Soeharto. Hal itu dituturkan mantan ajudan Soeharto Brigjen Pol Anton Tabah dalam buku ‘Pak Harto The Untold Stories’ terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Paling banyak dibaca